Oleh I IdaMoerid Darmanto
Pada hari Ahad 10 November 2024 bertepatan dengan peringatan hari Pahlawan dan Hari Jadi Kota Temanggung Jawa Tengah ke 190, sebuah kebanggaan penulis mendapat mandat dari ketua Permadani Temanggung untuk mengikuti Forum Grup Discussion (FGD) Perumusan Persoalan Daerah sebagai Bahan Debat Publik Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Temanggung tahun 2024. Mungkin acara tersebut juga diadakan oleh KPU Kabupaten/kota se Indonesia, namun karena Permadani dilibatkan di Temanggung maka penulis hanya bisa menceritakan yang dialami saja. Sebelum bercerita tentang FGD yang membanggakan tersebut, penulis ingin bercerita sekilas bahwa Permadani merupakan Persatuan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia didirikan oleh Ki Narto Sabdo pada tanggal 4 Juli 1984. Sebuah organisasi sosial kemasyarakatan bergerak dalam melestarikan budaya daerah yang luhur sebagai usaha untuk memperkuat jati diri kebudayaan nasional Indonesia.
Permadani Kabupaten Temanggung digodok oleh tokoh budayawan dari Kaloran Bapak Irawan almarhum, Bapak Tri Marhaen Suhandono SH MM, Bapak Sunyoto S.Kar M.Pd dan para penggiat budaya lainnya pada bulan September 1989 dengan melaksanakan pawiyatan atau pembelajaran Panata cara dan Pamedhar Sabda dengan segala ubarampe yang melingkupinya.
Berdasar sesanti Hamemayu hayune sasama (terus berupaya menciptakan suasana damai, tentram lahir batin); Dados juru ladosing bebyaran ingkang sae (mengabdi secara baik kepada masyarakat); dan Sadhemah pakaryan sageda tansah ngremenaken tiyang sanes (segala tingkah laku selalu dapat membuat senang orang lain) menjadi dasar perilaku seluruh anggota. Sedangkan TRI RUKUN yaitu: Rukun Rasa, (mempunyai rasa dan tujuan yang sama), Rukun Bandha (semangat gotong royong) dan Rukun Bala (menggalang kebersamaan dengan tali persaudaraan) menjadi dasar etika seluruh anggota Permadani untuk tetap eksis di tengah perkembangan zaman yang semakin tergerus modernisasi.
Kembali ke FGD yang dilaksanakan oleh KPU Temanggung bertempat di aula KPU menghadirkan 5 panelis yaitu Prof. Dr Adji Samekto, S.H, M.H (Fak. Hukum UNDIP), DR Turtiantoro (Fisip UNDIP), Dr. KH Ngarifin Shiddiq, Alh., M. Pd. I, (UNSIQ), Dr. Habibulloh Ibda (INISNU Temanggung) dan Prof Andi (Fisip UNSOED) juga dihadiri oleh Bawaslu Temanggung, perwakilan dewan pendidikan, Kadin, Hipmi, Petani, perwakilan paslon, ormas dan orpol se kabupaten Temanggung serta Permadani mendapat kehormatan untuk turut serta memberikan sumbang saran untuk kemajuan pembangunan Temanggung menuju Indonesia emas 2045.
Acara dibuka pada jam 10.00 dari rencana jam 09.00 oleh ketua KPU Hendri Sofyan, karena beliau harus mengikuti upacara peringatan Hari Pahlawan di Alun alun Temanggung terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan perkenalan dan sedikit sambutan dari 5 panelis bahwa intinya perumusan bahan debat ini tidak lepas dari visi misi rancangan akhir RPJPD Kabupaten Temanggung 2025 – 2045 dengan visi Kabupaten Temanggung yang berbudaya, maju dan sejahtera serta 6 misi yang akan dipecah dalam 5 tahunan rencana/ renstra, serta evaluasi RPJPD kabupaten Temanggung tahun 2005 – 2025 dan 6 rambu rambu dari KPU.
Dipandu 2 moderator, acara perumusan debat dimulai dengan menampung seluruh pertanyaan dari para peserta tanpa harus mendapat jawab. Karena jawaban menjadi hak bagi para paslon bupati dan wakil bupati pada acara debat kelak. Satu persatu peserta acung tangan dan sempat terjadi hal yang tidak mengenakkan karena moderator di awal acara kurang pintar membagi waktu dan tatacara pelaksanaan penyampaian pertanyaan hingga ketua KPU Temanggung turun tangan turut memberikan rambu-rambu.
Akhirnya permadani mendapat kesempatan nomor sembilan setelah setiap sesi mengacungkan tangan. Semesta memang tengah memihak, sebuah kebetulan pagi harinya penulis mendapat tugas sebagai penerima tamu pada upacara Hari Pahlawan di Alun-alun Temanggung mengenakan kebaya di acara FGD tersebut. Sehingga terlihat berbeda dan tampil “nguri uri kabudayan” (melestarikan kebudayaan). Setelah memperkenalkan diri dan menyampaikan bahwa penulis diutus oleh ketua Permadani, sehingga hanya akan membacakan pesan yang sudah dirumuskan dengan menggunakan Bahasa Jawa, penulis “diprotes” oleh ketua KPU Temanggung untuk menggunakan Bahasa Indonesia karena Prof Andi berasal dari Makasar jadi kurang memahami apa yang penulis sampaikan dengan bahasa krama inggil. hehehe, misi penulis berhasil untuk menarik perhatian!! Akhirnya penulis menyampaikan beberapa titipan pertanyaan yaitu:
Apa dan bagaimana konsistensi paslon bila terpilih menjadi Bupati dan Wakil bupati terhadap perkembangan seni dan budaya untuk mendukung pembangunan di Temanggung? Selama ini memang sudah ada atensi pemerintah, namun hanya untuk grup kesenian “hokya hokya” digelontorkan banyak dana hibah sedangkan untuk lembaga yang bersifat pelestari, pengembang pembelajaran belum dilirik dan tidak mendapat porsi sama sekali.
Bagaimana Bupati dan Wabup terpilih memberikan perhatian terhadap pelestarian pengembangan Bahasa Daerah (Bahasa Jawa) baik di sekolah maupun di aparat pemerintah, karena faktanya saat penulis bicara dengan Bahasa Jawa sederhana saja sudah banyak yang tidak memahami apa yang penulis sampaikan.
Sebagai anggota komunitas kepenulisan, penulis juga menyampaikan keprihatinan tentang literasi di Temanggung.Bagaimana konsistensi paslon terhadap pemeliharan dan pengembangan bahasa Indonesia dan langkah yang ditempuh untuk mematik minat literasi di anak didik dan antisipasi penggunaan Artificial Intelegency di sekolah secara bijak berdasar pengalaman kami saat mengadakan workshop kepenulisan esai secara gratis minat anak sekolah masih rendah dan sebagian besar tugas yang disetorkan oleh peserta memang terlihat bagus menggunakan bahasa tinggi dan tertata, namun saat dibaca sekilas sudah terasa sekali kaku tidak ada rasa “personal”.
Saat itu pembicaraan sudah dipotong moderator dengan alasan waktu habis. Tapi dengan menggunakan aji mumpung, penulis sedikit ngeyel manis untuk mengajukan 1 titipan pertanyaan yang dirasa juga sangat penting untuk pembangunan di Temanggung yakni tentang kondisi jalan protokol di Temanggung bila hujan maka air banyak melimpah seperti air sungai mengalir di jalanan alias pengelolaan drainase kurang bagus. Legaaa…. akhirnya tugas sudah penulis laksanakan dengan penuh tanggung jawab dan belum sempat ke salam penutup mic sudah diminta oleh moderator. Yasudahlah, amanat telah disampaikan seraya berharap semoga masuk dalam rumusan pertanyaan yang akan diajukan oleh para panelis untuk calon bupati dan wakil bupati di debat pilkada kabupaten Temanggung minggu depan. Semoga dan semoga kehadiran kami, memberi manfaat dan dampak positif bagi masyarakat Temanggung tercinta. Aamiin (IMD’24)